• Telp : (+62) 822 5364 3836
  • Mon - Wed : 08:00 - 16:00
| 25 Feb 2024

Batubara





Batubara

Batubara - bahan bakar fosil - adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan
berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Namun demikian,
batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak
menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti
gas alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi
harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia yang mulai
mengalihkan fokus energi mereka ke batubara.


Dengan tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan
batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar
ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan India.

Produsen Batubara Terbesar pada Tahun 2016¹

Negara
Volume Produksi (Setara Juta Ton Minyak)
China
1685.7
Amerika Serikat
364.8
Australia
299.3
India
288.5
Indonesia
255.7
Russia
192.8
Afrika Selatan
142.4
¹ bahan bakar padat komersil sebagai contoh batubara bituminous coal, anthracite (batubara keras), batubara lignite and muda (sub-bituminous)
Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2017

Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.

Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dengan sekitar 2.2 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.

Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia adalah:

1. Sumatra Selatan

2. Kalimantan Selatan

3. Kalimantan Timur


Industri batubara Indonesia terbagi dengan hanya sedikit produsen besar dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara dan konsesi tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan).
Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Namun penjualan domestik agak tidak signifikan karena konsumsi batubara dalam negeri relatif sedikit di Indonesia. Toh dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan penjualan batubara domestik yang pesat karena pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap program energi ambisiusnya (menyiratkan pembangunan berbagai pembangkit listrik, yang sebagian besar menggunakan batubara sebagai sumber energi karena Indonesia memiliki cukup banyak cadangan batubara). Selain itu, beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia (misalnya penambang batubara Adaro Energy) telah berekspansi ke sektor energi karena harga komoditas yang rendah membuatnya tidak menarik untuk tetap fokus pada ekspor batubara, sehingga menjadi perusahaan energi terintegrasi yang mengkonsumsi batubara mereka sendiri.

Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari total produksi batubara, sisanya dijual di pasar domestik.

Produksi, Ekspor, Konsumsi & Harga Batubara:

 

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Produksi

(dalam juta ton)

458

461

456

461

425¹

400¹

Ekspor

(dalam juta ton)

382

375

365

364

311¹

160¹

Domestik

(dalam juta ton)

76

86

91

97

114¹

240¹

Harga (HBA)

(USD/ton)

72.6

60.1

61.8

n.a.

n.a.

n.a.


¹ proyeksi

 

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Produksi

(dalam juta ton)

217

240

254

275

353

412

474

Ekspor

(dalam juta ton)

163

191

198

210

287

345

402

Domestik

(dalam juta ton)

61

49

56

65

66

67

72

Harga (HBA)

(USD/ton)

n.a

n.a

70.7

91.7

118.4

95.5

82.9


Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources

Selama tahun 2000-an, "boom komoditas" menjadikan industri pertambangan batubara sangat menguntungkan karena harga batubara cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak perusahaan Indonesia dan keluarga kaya memutuskan untuk mengakuisisi konsesi pertambangan batubara di pulau Sumatera atau Kalimantan pada akhir tahun 2000an. Waktu itu batubara dikenal sebagai "emas baru".

Apa yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia pada waktu itu?

Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling sedikit 27 persen dari total output energi dunia dan lebih dari 39 persen dari seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara karena kelimpahan jumlah batubara, proses ekstrasinya yang relatif mudah dan murah, dan persyaratan-persyaratan infrastruktur yang lebih murah dibandingkan dengan sumberdaya energi lainnya.
Indonesia memiliki cadangan batubara kualitas menengah dan rendah yang melimpah. Jenis batubara ini dijual dengan harga kompetitif di pasar internasional (ikut disebabkan karena upah tenaga kerja Indonesia yang rendah).

Indonesia memiliki posisi geografis strategis untuk pasar raksasa negara-negara berkembang yaitu RTT dan India. Permintaan untuk batubara kualitas rendah dari kedua negara ini telah naik tajam karena banyak pembangkit listrik bertenaga batubara baru yang telah dibangun untuk mensuplai kebutuhan listrik penduduknya yang besar.
Negara tujuan utama untuk ekspor batubara Indonesia adalah China, India, Jepang dan Korea Selatan. Selama "tahun-tahun kejayaannya" batubara menyumbang sekitar 85 persen terhadap total penerimaan negara dari sektor pertambangan.

| Contact Marketing

Connect with us

  • Head Office

    Jakarta, Eighty Eight @Kasablanka Tower A, Lantai 12 B, Kel. Menteng Dalam, Kec. Tebet, Kota Adm. Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta .

    • Contact :

      legal@oowl-indonesia.co.id

      ho@oowl-indonesia.co.id

      Telp : (+62) 822 5364 3836

  • Branch Banjanbaru

    Jl. A. Yani KM 29,5 Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin. Kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan.

    • Contact :

      kalsel@oowl-indonesia.co.id

  • Branch Samarinda

    Jl. Ring Road 2, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda. Kalimantan Timur.

    • Contact :

      kaltim@oowl-indonesia.co.id

  • Branch Barito

    Jl. A. Yani KM 5 Rt 13 Kelurahan Tamiyang Layang, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur. Kalimantan Tengah.

    • Contact :

      kalteng@oowl-indonesia.co.id

  • Branch Palembang

    JL Tembus Terminal Alang - Alang lebar RT 12/RW 02 , Cipedak, Kec Alang - Alang Lebar Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan

    • Contact :

      ho@oowl-indonesia.co.id